Minggu, 24 April 2011

Tolong mengertilah aku

Tolong mengertilah aku
Tolong berhentilah menyalahkan aku, aku sendiri tak tau apa yang harus aku lakukan. Kau tak tau betapa besar penderitaanku, kenapa kau hanya menyalahkan aku,

Salon
Saat ada acara perpisahan sma ... semua teman-temanku ke salon an dandan dengan meriahnya, sedangkan aku yaa aku hanya menggunakan alamat make up yang ku pinjam dari mamaku, cukup liris rasanya saat ku lihat teman-temanku berdandan dengan meriahnya sedangkan aku hanya menggunakan make’up yang sangat sederhana sekali. Saat wisuda ... jujur aku sedih dan sangat sedih saat aku lihat teman-temanku semua dandan ke salon, ingin rasanya aku pun pergi dandan ke salon tapi orangtua aku tak mengizinkanku.
Sangat liris memang saat ku liat teman-teman sebayaku pergi ke salon dan melakukan perawatan yang mungkin sangat dibutuhkan untuk wanita seusiaku. Sangat lirih memang saat ku di hina “anak komplek tapi tak pernah perawatan ke salon” aku cukup tersenyum untuk itu yaa memang aku tak pernah kesalon. “anak kota kok gak pernah ke salo, kalah sama anak kampung yang selalu melakukan perawatan ke salon” ya memang aku tinggal di kota tapi mungkin memang benar akulah yang dibilang kalau aku anak kampung.

Breklet
Ingin rasanya ku gunakan breklet. Bukan satu dua orang yang menghinaku karna gigiku yang berantakan. Bukan satu atau dua perusahaan yang menolak aku karna gigiku yang tak rapi. Bukan satu dua orang yang mencibirkan aku, sungguh aku terpukul dan ingin rasanya ku katakan Tuhan ini tak adil untukku apalagi saat ku tau penghasilan ayahku yang cukup lumayan tapi tak sedikitpun aku diizinkan untuk pakai breklet dengan alasan banyak keperluan yang lebih penting dibandingkan dengan kawat gigi untukku. Iri yaa iri jelas saat ku liat orang dari golongan kurang mampu yang memakai breklet “dia hanya anak buruh tapi bisa pakai breklet tapi aku... ayahku pegawai swasta yang luyaman bonafit nama perusahaannya” Tolong jangan menekan aku seperti itu.   

Ketua gank
Ya memang aku pernah menajdi ketua gank ya memang disetiap pergaulanku disekolah maupun di pergaulan selalu aku yang menjadi ketuanya karena mereka bilang aku sangat supel dan pandai beradaptasi, aku tak pernah membeda-bedakan siapapun walau aku terkenal matrealistis tapi aku tak pernah memilih saat ada orang yang mengajak aku bicara.
rumahku menjadi basecamp ya itu terjadi saat aku kecil sampai aku smp, tapi saat aku sma entahlah apa yang membuat semuanya terasa seperti di neraka. Mbakku selalu memfitnahku, dya selalu menjelek-jelekan aku di depan orangtuaku. Ya aku sadar memang kecerdasanku di bawah kakak-kakakku tapi aku tidak bodoh dan aku bukan anak liar.

Ingin rasanya ku ceritakan semuanya disini tapi tak sanggup jari-jariku meraba keyboart laptopku tersayang, aku tak sanggup dengan semua ini. Tolong mengertilah aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar